Senin, 19 September 2011

Imron Siap Gagas Transformasi bagi KM ITS

Santun dan murah senyum. Mungkin itulah kesan pertama ketika bertutur sapa dengan salah satu calon orang nomor satu di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Imron Ghozali. Lewat Senyum Transformasi, Calon Presiden BEM ITS dengan nomor urut satu ini pun siap menggagas transformasi bagi Keluarga Mahasiswa (KM) ITS menjadi lebih baik.
Kampus ITS, ITS Online - Jika bertandang ke Jurusan Teknik Kimia, Imron akan sering kita jumpai di Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Himatekk). Betapa tidak, ia memang memegang amanah tertinggi sebagai Head of Himatekk periode 2010/2011. Kiprahnya di dunia organisasi memang tak perlu disangsikan lagi. Namun dalam pencalonannya, Imron mengaku masih perlu meyakinkan diri untuk maju lewat dukungan keluarga besar Teknik Kimia dan teman-teman dekatnya.

''Saya tinggal di suatu komunitas keluarga, maka saya harus izin dulu,'' tuturnya. Memang benar, sebelum mendaftar, ia berkumpul bersama keluarga Teknik Kimia, teman-teman asrama yang selalu menjadi tempat sharing-nya, serta teman-teman di Fakultas Teknologi Industri (FTI). Pun begitu dengan dosen-dosen yang sejak awal mendorong dan menyemangatinya.


Bagi Imron sendiri, amanah memang bukan sesuatu yang harus diminta, melainkan amanah itu ada ketika diberikan. Pandangan inilah yang memantapkan hatinya maju sebagai salah satu calon Presiden BEM ITS. Sebab menurutnya, menjalani amanah dengan dukungan orang-orang di sekitar akan menjadi kekuatan tersendiri.

Kali ini, Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Teknik Kimia ITS 2011 tersebut berangkat dari pemikiran jangka panjangnya mengenai Indonesia. Siapa yang tak tahu dengan kisah yang dimiliki Indonesia? Beragam permasalahan mulai dari kemiskinan, infrastruktur tak memadai, sampai lembaga korupsi telah mewarnai sejak dahulu. ''Indonesia memang menarik dibicarakan jangka panjang meski terkesan ruwet,'' ujar mahasiswa angkatan 2008 tersebut.

Bagi mahasiswa ber-IPK 3,84 itu, semua masyarakat Indonesia harus tetap bersyukur menjadi bagian dari negara ini. Dengan adanya segala permasalahan tersebut, setiap orang dituntut berpikir dan mencari solusi. Termasuk mahasiswa sebagai penengah antara pemerintah dan masyarakat. ''Untuk itulah, mari merubah sesuatu dari hal kecil,'' tandas Imron sembari tersenyum.

Ia mengungkapkan salah satu contoh perubahan adalah membuat pola pikir bahwa kita bangga dengan Indonesia.Setelah bangga, lalu mana kontribusi kita bagi masyarakat? Dikatakan Imron, inilah yang patut menjadi pemikiran kita sebagai mahasiswa. Jika Institut Teknologi Bandung (ITB) sudah memiliki platform dari berbagai permasalahan, telah memiliki lebih dari satu desa binaan maka ITS masih berkutat ke arah internal. ''Sudah saatnya menginisiasi,'' tutur penerima beasiswa GE Foundation Scholar Leader Program tersebut.

Sebagaimana keinginannya mengembangkan Indonesia lewat ITS, Imron pun siap mengemban amanah sebagai Presiden BEM ITS dengan mengusung visi besar. Yakni, mendesain transformer perubahan untuk berkarya menuju Indonesia impian. ''Tiga kata kunci visi ini adalah transformasi, karya, dan indonesia impian,'' ungkapnya sembari tersenyum kembali.

Dijelaskan Imron, tranformasi kelembagaan memang akan menjadi jawaban bagi ITS dan bangsa Indonesia terkait permasalahannya. Mengapa harus transformasi? Mengapa bukan revolusi atau restorasi? Sebab menurutnya hal tersebut merupakan sebutan untuk kembali ke masa jaya. Sedangkan transformasi sendiri memiliki goal bahwa perubahan tak akan pernah kembali ke masa semula. ''Begitu pula ITS. BEM ITS sudah bagus, tapi belum excellent,'' ujar Imron.

Empat Misi untuk Transformasi KM ITS
Lalu bagaimana langkah nyata mewujudkan visi tersebut? Imron menyebutkan, ia telah menyiapkan empat misi yang terangkum dalam kata 'transformasi'. Pertama, 'trans', menjadi polopor transisi pergerakan mahasiswa. ''Ini lebih ke apa yang bisa dilakukan untuk masyarakat,'' terang mahasiswa yang pernah menjabat sebagai staf Kementrian Dalam Negeri BEM ITS itu.

Menurut mahasiswa asal Batu ini, pergerakan mahasiswa sekarang lebih banyak yang termakan isu media. Misalnya saja, kajian tol tengah. Jika dikaji dari berbagai disiplin ilmu, maka kita sebagai mahasiswa akan menemukan jawaban permasalahan ini.

Misi kedua 'for', mengawal formulasi dan pembentukan karakter mahasiswa ITS. Selama ini, kaderisasi bertujuan untuk membangun life skill mahasiswa berupa karakter. Diakui Imron, perubahan mindset tentang hakikat kesuksesan dan gambaran kontribusi di masa depan untuk bangsanya menjadi ujung tombak dalam proses perubahan ini. ''Di sini, mahasiswa akan berpikir untuk benar-benar berkontribusi bagi masyarakat,'' ujarnya.

Sementara itu, misi ketiganya tidak kalah penting yaitu 'ma', menjadikan keluarga mahasiswa ITS yang bersahabat. ''Layani apa yang menjadi kebutuhan mahasiswa dan berikan apresiasi bagi para aktivis,'' terang salah satu peserta Young Leaders for Indonesia tersebut.

Baginya, selama ini, organisasi mahasiswa (ormawa) sudah melakukan kerja keras dalam berkontribusi jadi perlu adanya ormawa award. Dengan begitu, ormawa akan melangkah ke arah kontribusi yang lebih positif. ''Kita perlu mengembalikan tatanan fungsi KM ITS layaknya sebuah keluarga,'' ujarnya.

Misi keempat yaang akan ia lakukan adalah 'si', mendorong semangat mahasiswa ITS untuk berinovasi dan berkarya untuk bangsa. ''Penelitian, bekerja sama dengan instansi terkait, dan pengabdian masyarakat menjadi hal penting,'' tutur Imron, sehingga mahasiswa tidak sebatas mengaplikasikan teknologi, melainkan juga menjawab kebutuhan masyarakat.

Sebagai orang yang aktif dalam berbagai diskusi terkait KM ITS, Imron memang menyadari banyak yang perlu dibenahi selain transformasi kelembagaan. Untuk itu ia telah menyiapkan beberapa program kerja unggulan. Diantaranya, lomba visualisasi visi KM ITS, ormawa award, lomba lumpur lapindo, Kajian Indonesia Jaya 2045, serta Future Leader School (FLS).

Mengenai lomba visualisasi visi KM ITS, Imron menuturkan bahwa selama ini hampir semua mahasiswa masih belum hafal dan mampu menghayati visi KM ITS di Musyawarah Besar (Mubes) IV. Lewat lomba ini, diharapkan semua mahasiswa ITS merasa memiliki KM ITS. Begitu pula dengan Indonesia nantinya, ia juga berharap akan muncul visi Indonesia 2020 seperti negara-negara maju lain yang telah memiliki visi ke depan.

Sedangkan FLS sendiri memang didesain untuk para agen penggerak transformasi KM ITS. ''Perlu upgrading bagi para pemimpin KM ITS,'' ungkap mahasiswa yang juga pernah menjadi salah satu finalis Batu Youth Tourism Entrepreneur 2011 itu. Menurutnya , kegiatan ini tidak berbentuk insidental, melainkan didesain dengan kurikulum yang ada agar para lulusannya mampu melakukan transformasi di lembaga masing-masing.

Di akhir sesi wawancara, Imron dengan senyum khasnya menuturkan akan mempersiapkan segala sesuatunya dengan optimal. ''Semoga KM ITS bisa menjadi lebih baik lewat senyum transformasi,'' pungkasnya. (esy/fi)

sumber :
http://www.its.ac.id/berita.php?nomer=8976

3 komentar:

  1. satu pertanyaan besar dari saya untuk bangsa ini ... "mengapa di negara kita ini pada berlomba-lomba untuk menjadi pemimpin??"

    BalasHapus
  2. woiii.. koq g dibalas2 ni... adminx g OL ya?? niat kampanye gak???

    BalasHapus
  3. berlomba menjadi pemimpin, mungkin sebuah paradigma ketika belum melihat proses didalam nya...

    namun kami yakin setelah sobat melihat lebih dalam akan tahu bahwa yang sebenarnya diusung bukanlah seorang Imron, namun nilai-nilai yang dibawa...

    Sehingga apapun hasilnya tidak akan ada pembagian "kue" atau pandangan struktural yang jauh di depan... :))

    terima kasih sobat #senyumtransformasi

    BalasHapus